Iklan Hard Selling vs Soft Selling, lebih bagus mana?

Rate this post

Iklan adalah sebuah strategi marketing promosi produk atau brand yang menggunakan informasi dan pesan yang ditujukan pada calon pelanggan untuk menarik minat, keterlibatan, dan penjualan. Bentuk pesan yang terdapat dalam iklan sangat beragam, mulai dari tulisan hingga video interaktif, dan telah berkembang menjadi fitur penting dari pasar aplikasi. Terdapat dua teknis iklan yang paling populer yakni, iklan hard selling dan soft selling.

Artikel ini akan membahas mengenai perbedaan iklan hard selling dan soft selling serta menguraikan kelebihan dan kekurangan pada kedua jenis teknis iklan tersebut. 

  • Iklan Hard selling 

Iklan hard selling merupakan jenis iklan yang mengacu pada pendekatan periklanan atau penjualan yang menonjolkan produk dengan tulisan yang to the point pada inti promosi. Jenis iklan ini dirancang untuk membuat konsumen membeli barang atau jasa dalam jangka pendek dan cepat. Teknik hard selling ini biasanya dilakukan ketika sebuah bisnis harus mencapai target penjualan dalam waktu pendek, sehingga diperlukan iklan yang menyasar langsung pada aktivitas penjualan. 

Menyampaikan pesan secara to the point tentu saja salah satunya, mengingat bagaimana sikap langsung dan lugas akan memberi tahu audiens dengan tepat apa yang produk Anda tawarkan dan mengapa mereka harus membelinya. Hal tersebut akan membuat mereka lebih cenderung untuk membelinya murni berdasarkan fakta yang sudah jelas. Keuntungan lain adalah produksinya yang sederhana dan memakan sedikit waktu untuk mendapatkan hasil. Namun, jika digunakan secara terus-menerus, iklan jenis hard selling tidak efektif karena terkesan berlebihan. Apabila Anda ingin membangun brand awareness yang bagus, iklan jenis ini tidak direkomendasikan. 

  • Iklan Soft Selling

Soft selling merupakan teknik iklan yang mengandalkan persuasi untuk mencapai kesuksesan. Teknis ini mendekati calon pelanggan dengan empati serta mencoba memahami apa yang membuat mereka tergerak. Secara alami proses ini membutuhkan waktu yang cukup untuk mencapai kesuksesan. Teknik soft selling mulai digunakan paada awal abad ke-21, pendekatan soft selling menjadi lebih umum karena berorientasi pada hubungan baik dan lebih menekankan pada pengalaman pelanggan.

Keuntungan dari soft selling, antara lain tidak mengganggu, efektif, dan menarik. Membuat iklan jenis ini cukup sulit karena memerlukan kreativitas dan kemampuan persuasi yang baik. Iklan soft selling seharusnya hanya dilakukan dengan anggaran tinggi dan basis pengikut yang tinggi. Kekurangan dari iklan soft selling adalah, harga dan biaya produksi yang cenderung tinggi. Namun, itu pasti sepadan dengan banyak pengikut dan pasti akan meningkatkan citra merek Anda yang luar biasa.

Nah, apa saja perbedaan dari iklan hard selling vs soft selling?

1. Penggunaan iklan

Iklan hard selling digunakan apabila sebuah bisnis membutuhkan prospek atau hasil penjualan langsung dan dalam jangka waktu yang pendek. Berbeda dengan iklan soft selling, iklan ini biasanya digunakan pada perusahaan yang membutuhkan kebiasaan berulang dan pada jangka waktu yang lama. Tentu hal ini tergantung pada pemasaran yang solid dan efektif.  Anda perlu waktu untuk mencapai kesuksesan dalam soft sales, dibutuhkan komitmen dan pemikiran kreatif untuk membuatnya berhasil.

2. Ketertarikan pelanggan

Studi yang dilakukan New Century Media melaporkan bahwa melalui iklan soft selling, terdapat 30 persen lebih banyak pelanggan yang mau membeli produk, sementara 97% lebih mungkin memberi tahu teman mereka dan 95% lebih mungkin menjadi pelanggan tetap. Namun, bukan berarti iklan hard selling tidak efektif, terdapat sebagian pelanggan yang lebih menyukai iklan yang secara langsung menyampaikan maksudnya. Jadi, hal ini juga tergantung pada audiens, Anda perlu mengenali audiens Anda sebelum melakukan iklan.

3. Perbedaan CTA (Call To Action)

Iklan hard selling biasanya memiliki ajakan bertindak yang jauh lebih tegas. Seperti frasa, “beli sekarang sebelum waktu habis”, “waktu terbatas saja”, “jangan sampai ketinggalan”, dan “dapatkan milik Anda sekarang sebelum terlambat”.  Meskipun perbedaannya sering kali tidak kentara, ajakan bertindak soft sell biasanya kurang tegas atau kuat. Panggilan soft sell mungkin mengatakan, “Ayo, jika Anda ingin mengambil keuntungan dari kesepakatan ini.”

Sebenarnya, antara iklan soft selling dan hard selling memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Antara kedua teknik iklan ini tidak ada yang lebih bagus. Sebab, bagus atau tidaknya hasil iklan ditentukan juga oleh strategi yang dijalankan. Kedua iklan tersebut bagus jika dijalankan sesuai dengan goals  dan kebutuhan bisnis Anda. Jika Anda ingin prospek penjualan yang cepat dan sederhana, Anda sebaiknya menggunakan iklan hard selling. Namun, jika Anda ingin memperoleh pelanggan setia dan brand awareness yang tinggi, maka sebaiknya Anda menggunakan iklan soft selling. Kesimpulannya, bagus atau tidaknya hasil iklan tidak hanya ditentukan oleh teknik yang digunakan, tetapi juga dari berbagai aspek misalnya, persona audiens, strategi konten, dll.

Jika membutuhkan konsultasi periklanan untuk bisnis / produk Anda, silahkan hubungi kami. Tim periklanan kami akan siap membantu kebutuhan periklanan Anda. Hubungi kami melalui WA: 082223690077 / email : halo@ersenmedia.com

Credit Image : Photo by Joe Yates on Unsplash

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top